Bontang. Maraknya penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi keluhan tersendiri oleh para pedagang sapi kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 2022. Dimana imbas dari merebaknya penyakit PMK adalah sepinya pembeli tahun ini, padahal biasanya permintaan sapi kurban akan meningkat ketika mendekati Hari Idul Adha.
Keluhan tersebut disampikan Ossong yang merupakan salah seorang pedagang sapi kurban yang berjualan di Jalan Pattimura, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara. Selain mengeluhkan sepinya pembeli akibat merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang hewan ternak, dirinya juga mengeluhkan mahalnya biaya untuk perawatan sapi yang harus dikeluarkan setiap hari.
Selain harus mengeluarkan biaya perawatan saat karantina selama 10 hari, Ossong juga harus membeli pakan sapi rumput, dimana setiap hari biaya pakan sapi yang dikeluarkan sebanyak Rp 300.000. Akibat biaya perawatan yang dirasa mahal tersebut, Ossong terpaksa harus menaikkan harga sapi yang dijualnya.
“Padahal sapi qurban yang saya jual bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku, karena sebelum dijual sapi-sapi ini sudah melewati karantina hingga pemeriksaan kesehatan dari dinas terkait ketika saya datangkan dari Sulawesi,” ungkapnya.