“Usaha yang saya rintis dari kecil hingga saat ini, Alhamdulillah, bisa berkembang berkat dorongan dan izin keluarga. Tujuan utamanya untuk membuka lapangan pekerjaan sehingga usaha ini bisa bermanfaat bagi orang lain.” (Suhartati/ Mbak Tatik Soto Sragen)
Bontang. Namanya dikenal dengan Mbak Tatik. Wanita bernama lengkap Suhartati (lahir 24 Mei 1970) ini, mengembangkan usaha Soto Sragen hingga menjadi salah satu kuliner dengan sensasi makanan berkuah yang khas di kota Bontang.
Awal usaha Suhartati dimulai sejak 2006. Sempat disajikan dan dipesan dari arisan ke arisan, Suhartati kemudian memutuskan mengontrak bangunan yang masih perlu direnovasi di Jl Ahmad Yani Gunung Sari.
Pada 2006, Suhartati membuka warung Soto Sragen dengan niat sederhana: niat berbagi dengan orang lain dari hasil usaha dan karya sendiri.
“Saya tidak ingin usaha ini hanya untuk mencari keuntungan pribadi. Setidaknya, usaha yang saya jalankan bisa memberikan manfaat bagi orang banyak,” ujar Suhartati saat ditemui di warungnya Jl. MH Thamrin No. 01 Belakang Pusat Perbelanjaan Ramayana Bontang pada akhir Desember 2014.
Sejak 2009, ia mulai membangun warung soto baru. “Meskipun sempat didatangi Satpol PP sewaktu membangun warung baru di sini (Jl. MH Thamrin), saya bersabar. Ternyata, itu cobaan yang membawa berkah,” ujarnya.
Suhartati menjelaskan, untuk mewujudkan niat itu sungguh tak mudah. Izin dari suami (Puji Purwanto) yang tidak kunjung datang. Tetapi, dengan usaha yang gigih untuk meyakinkan suami, yang bekerja di RS Badak LNG dan kini menjabat sebagai Wakil Direktur RS Badak LNG, Suhartati mampu mewujudkan niat tersebut.
Soto Sragen yang disajikan Suhartati adalah karya sendiri yang berasal dari resep keluarga. Dirinya kemudian mengembangkan sajian soto dengan ciri khas yang baru.
Soto yang tersaji tidak untuk kalangan elit, tetapi bagi selera orang banyak. Isi soto adalah potongan daging yang lumayan banyak, ditaburi kecambah bercampur nasi putih, dan kuah yang panas.