Bontang. Setelah sempat vakum selama dua tahun sejak 2015 lalu, kini stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) Tanjung Limau akhirnya difungsikan kembali terhitung Rabu 24 Mei 2017.
Pengoperasian kembali SPBN telah melalui tahapan panjang, mulai dari pembenahan administrasi badan hukum, revitaliasai sarana dan prasarana, hingga koordinasi ulang bersama pertamina terkait kuota bahan bakar bagi nelayan Bontang.
Dan saat ini, SPBN Tanjung Limau mendapat kontrak baru dengan PT BKU selalu pengelola dari Pertamina, dengan masa kontrak selama 10 tahun.
“Sementara untuk kuota, Bontang mendapatkan jatah bahan bakar nelayan bersubsidi sebanyak 300 kilo liter perbulan,” ujar Direktur SPBN Prasetya Adi Widodo.
Sementara Walikota Neni Moerniaeni, mengaku bersyukur dengan kembali beroperasinya SPBN ini. Meski menurutnya tidak menghasilkan profit yang besar bagi pemerintah, namun adanya SPBN ini akan mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan di Kota Bontang.
“Jika pasokan bahan bakar tersedia, niscaya nelayan akan sangat terbantu dan lancar melaut. Hal ini yang kita harapkan untuk peningkatan kesejahteraan nelayan Bontang,” terang Neni.
Diketahui, untuk mendapatkan bahan bakar melalui SPBN harus terlebih dulu mendapatkan rekomendasi dari dinas perikanan, sebagai syarat penyaluran agar BBM bersubsidi ini tepat sasaran. Dengan nilai harga jual perliter 5.150 rupiah.
Sementara jumlah nelayan yang mendapat rekomendasi pembelian di SPBN menurut Data Dinas Perikanan ada sekitar 199 orang, dari total 1.286 nelayan Bontang.(*)
Laporan: Yulianti Basri