Bontang. Tenaga las (welder) di Kota Taman hingga saat ini masih minim. Hal ini terlihat dari kebutuhan sejumlah proyek yang harus mendatangkan tenaga dari luar, karena terbatasnya tenaga ahli dalam bidang ini.
Seperti halnya pengerjaan proyek salah satu perusahaan besar dikota Bontang beberapa waktu lalu.
Dari kebutuhan 600 tenaga welder, Bontang hanya mampu menyerap sebanyak 170 tenaga yang telah bersertifikasi.Sehingga lebihnya terpaksa didatangkan dari luar Kota Bontang.
Menurut Sri Winarti, Kepala Bidang Penempatan dan Produktivitas Tenaga Kerja Disosnaker Kota Bontang. Guna mengatasi permasalahan ini, Pemerintah melalui Disosnaker selalu berupaya memenuhi kebutuhan tenaga welder dengan menggelar sejumlah pelatihan.
Akan tetapi keterbatasan anggaran dalam APBD Bontang, pelatihan dan sertifikasi ini tidak dapat terus dilaksanakan, mengingat jumlah anggaran bagi pelatihan seperti ini memakan biaya yang sangat besar.
“ Bontang masih membutuhkan banyak tenaga welder. Berbagai pelatihan yang kami lakukan pun memiliki keterbatasan anggaran, karena biaya yang sangat besar. Sehingga tidak dapat terus kami laksanakan,” jelasnya.
Disinilah peran serta perusahaan yang ada di Kota Bontang diharapkan Pemerintah. Melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) diharapkan perusahaan di Kota Bontang dapat memenuhi terget kebutuhan akan tenaga welder, melalui pelatihan yang dapat dilaksanakan melalui CSR.
“CSR perusahaan kami harapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan ini melalui sejumlah pelatihan yang dapat dilaksanakan. Kami yakin, kalau perusahaan dapat melaksanakan program ini. Kebutuhan tenaga skill kita akan terpenuhi,” pungkasnya.
Laporan : Yulianti Basri & Nasrul
Editor : Revo Adi M