Wacana Penutupan Beras Basah, Omzet Kapal Wisata Dan Penginapan Anjlok

Bontang. Salah satu dampak langsung yang dirasakan masyarakat, terutama pengusaha jasa transportasi wisata laut yang tergabung dalam Asosiasi Penyedia Jasa Transportasi Wisata Laut (APJTWL) Bontang, terkait wacana penutupan pulau beras basah, yakni penurunan omset yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Sejak beredarnya wacana penutupan beras basah pada Juni 2016 lalu, presentase kunjungan dan keberangkatan kapal wisata menuju ikon Bontang itu, menurun hingga 30 persen. Padahal, sebelum isu merebak, jumlah kapal wisata yang diberangkatkan ke pulau Beras Basah setiap tahun, bisa mencapai 400 kapal.

“Kini justru turun menjadi 272 keberangkatan, itu yang tercatat oleh kami dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan signifikan ada di bulan Juni dan Juli ini, “ ujar Bilhogen, Ketua APJWTL Bontang.

Kondisi yang sama ternyata juga berimbas pada penurunan omzet jasa perhotelan, sejak isu penutupan berhembus telah terjadi penurunan minat hunian pada sejumlah perhotelan Kota Bontang mencapai 10 persen. Terlebih pada saat liburan sekolah dan Idul Fitri 2437 Hijriah yang biasanya menunjukkan peningkatan dari hari biasa.

“Sejak wacana itu berhembus, kini hunian makin sepi. Apalagi pas lebaran dan libur sekolah. Turunnya mencapai 10 persen dari biasanya. Padahal masa-masa itu biasanya jumlah hunian malah padat,” papar Ketua Persatuan Hotel dan Rertoran Indonesia (PHRI) Kota Bontang, Rustam HS, ketika dihubungi melalui seluler. (*)

 

Laporan : Sary & Rahma

Editor : Maya Ch