Kadir Assegaf : Lemparkan Bisnis Pariwisata Pada Pihak Swasta

Bontang. Sejak 2008, Kadir Assegaf menduduki kursi Ketua Asosiasi Pengrajin Bontang. Waktu itu, Asosiasi ini dibentuk untuk menghadapi ajang Pekan Olahraga Nasional di Kaltim.

Pada 2010, Asosiasi ini resmi terbentuk dengan nama ‘Asosiasi Pengrajin Bontang’ dan telah berdiri hingga 2015 di bawah binaan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Bontang.

Asosiasi ini beranggotakan para pelaku usaha kerajinan yang berasal dari berbagai pengusaha batik, pengrajin bidang akrilik, pengrajin ukiran kayu Kalimantan, pengrajin border dan jahit menjahit, asesoris batu-batuan, kerajinan kerang dan batok kelapa, manik-manik, monte.

kadirSebagai ketua Asosiasi, Kadir memastikan jika para anggota Asosiasi dapat diandalkan sebagai instruktur lomba selain sebagai para pengrajin yang handal.

Kadir Asegaf memaparkan, Asosiasi ini telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan di Kota Bontang untuk mengadakan pelatihan bagi mitra binaan perusahaan terlebih untuk sarana penyaluran dana CSR. Kadir menyebutkan, perusahaan seperti Pupuk Kaltim, Pama Persada, OC Melamin.

Selain itu, Asosiasi juga bergandeng tangan dengan Pemerintah Kota Bontang dalam melaksanakan berbagai program pelatihan. Pelatihan yang sudah dilaksanakan adalah pelatihan kerajinan manik-manik, ronce, bordir kain, batik tulis, hingga akrilik.

“Pelatihan-pelatihan itu semua instruktur untuk tingkat dasar dari lokal. Alhamdulillah, teman-teman di Bontang sudah dapat diandalkan untuk membantu mengembangkan keterampilan di bidang kerajinan,” ujar Kadir saat ditemui di Rumah Batik Kuntul Perak.

Dua periode menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengrajin Bontang membuat Kadir Asegaf memahami seluk beluk pengembangan usaha kerajinan di Kota Bontang.

Sebagai pelaku usaha kerajinan, dirinya bersama anggota Asosiasi Pengrajin Bontang berharap agar pemerintah Kota Bontang lebih bisa mengangkat potensi-potensi wisata yang ada di Kota Bontang, selain yang sudah jamak seperti Pulau Beras Basah dan wisata bahari di Bontang Kuala.

“Kami dari pihak pengrajin berharap aspek pariwisata dapat berjalan dengan baik. Baiknya pariwisata Kota Bontang, secara otomatis akan membantu penjualan produk-produk lokal dan khas yang berasal dari Kota Bontang. Bukan hanya kerajinan, tetapi juga kuliner. Variannya sudah banyak sekarang. Khususnya karena ada ikan bawis yang menjadi ikon kuliner Kota Bontang.”

Kadir Asegaf menegaskan sudah saatnya Pemerintah Kota Bontang menggandeng pihak-pihak swasta. Hal ini diperlukan agar pengelolaan objek pariwisata lebih berkembang.

“Kami harapkan, Pemerintah juga bisa menggandeng pihak investor dari luar. Saya kira, aset pariwisata di Kota Bontang sudah waktunya dilemparkan ke pihak swasta agar pengelolaannya lebih maksimal,” ujarnya Kadir.