Bontang. Pertamina memastikan mulai pembangunan fisik kilang refinery Bontang pada 2020 mendatang. Pasalnya, saat ini pertamina tengah melakukan berbagai studi sambil persiapan dan pematangan lahan, serta perizinan.
Dikatakan Walikota Neni Moerniaeni ada dua perusahaan asing yang akan bekerjasama dengan konsorsium perusahaan minyak asal Oman untuk pembangunan kilang tersebut.
Diantaranya perusahaan Overseas Oil and Gas LLC (OOG), menggandeng perusahaan trading Cosmo Oil International PTE Ltd (COI) asal Jepang.
“Pemerintah akan mensupport percepatan pembangunan kilang dengan memudahkan segala perizinan yang dibutuhkan Pertamina,” kata Walikota Neni.
Menurutnya, proyek pembangunan kilang refinery akan memakan biaya hingga USD 10 miliar, atau sekira Rp130 Triliun. Dan digadang akan menyerap sebanyak 20 ribu lebih tenaga kerja.
“Para calon pekerja pun terlebih dulu akan di training, agar memiliki skill sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan,” lanjut Walikota.
Sementara Direktur mega proyek pengolahan dan petrokimia Pertamina Ardhy Mokobombang, mengatakan pada Februari 2019 pihaknya berencana akan melakukan groundbreaking di lahan kilang.
“Skema kilang baru atau grass root refinery ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi untuk Indonesia,” ucapnya.
Diperkirakan, kilang baru dapat berproduksi mulai tahun 2025 mendatang, sehingga dalam pembangunannya diharap tidak ada hambatan. Baik proses perizinan, lahan, dan lainnya.(*)
Laporan: Yulianti Basri