Bontang. Kontraktor pelaksana proyek pengerjaan jaringan gas (jargas) rumah tangga Kota Bontang, PT Torindo Utama Sakti, terancam tidak dibayar pasca penyelesaian pengerjaan. Hal ini menyusul pernyataan komisi 2 DPRD Bontang, yang mengaku akan mendatangi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), untuk meminta agar jangan ada pembayaran terlebih dulu, mengingat buruknya pengerjaan jargas yang dilakukan. Hingga menimbulkan berbagai kritik dan keluhan masyarakat.
Bahkan Komisi 2 menyebut, akan turut melampirkan beragam bukti hasil pekerjaan kontraktor di lapangan, yang banyak dikeluhkan masyarakat. Terutama soal galian lubang yang dibiarkan begitu saja.
“Kalau tidak ada jaminan dan seolah-olah disia-siakan kontraktor, bulan depan kami akan ke Kementerian ESDM untuk melaporkan ini. Disertai sejumlah bukti fisik maupun keluhan di media sosial,” kata Ketua Komisi 2 Ubayya Bengawan, saat rapat kerja bersama PT Torindo Utama Sakti dan PT BME, Senin (29/1) pagi.
Begitupun anggota Komisi 2 lainnya, Arif, mengatakan jika pembongkaran yang dilakukan berulang kali tersebut, dinilai sangat merugikan warga. Sehingga banyak protes akibat aktivitas tersebut. Dan jika tidak ada jaminan kontraktor untuk memperbaiki pengerjaan itu, maka pihaknya pun akan melaporkan hal ini, terlebih Komisi 2 DPRD Bontang memiliki andil dengan memberikan jaminan kualitas pengerjaan jargas ke Kementerian ESDM.
“Ini yang saya harap bisa menjadi perhatian kontaktor, untuk bisa memberikan jaminan hasil pengerjaan dengan baik. Sehingga tidak menuai keluhan terus di masyarakat,” terang Arif.
Senada Direktur PT Bontang Migas Energi (BME) Kasmiran Rais, pun menganggap proses perbaikan galian lubang akan sulit dirampungkan dalam kurun waktu dua bulan ke depan, mengingat sebanyak 5.000 sambungan akan kembali terpasang tahun ini, dengan proses pengerjaan yang ditarget mulai Maret 2018.
“Kondisinya sekarang, pipa belum disambung sudah ditutup, nanti pas mau disambung di gali lagi. Lalu untuk ke rumah masyarakat digali lagi karena titiknya dari sambungan. Ini yang menjadi kendala di lapangan. Dikhawatirkan kondisi ini bersamaan dengan penambahan 5.000 sambungan baru, dan jadinya digali lagi,” terang Kasmiran.
Baca Juga: Galian Jargas Dikeluhkan Warga, DPRD Panggil Kontraktor
Sebelumnya, galian pipa jaringan gas (jargas) di sejumlah wilayah Kota Bontang menuai kritikan masyarakat. Pasalnya, pasca penggalian banyak lubang dan tumpukan tanah yang dibiarkan begitu saja, sehingga lingkungan menjadi kotor dan kumuh. Lantaran tumpukan tanah yang meluber sampai ke badan jalan.
Kondisi ini kemudian disikapi Komisi 2 DPRD Bontang dengan memanggil kontraktor untuk meminta kejelasan rekondisi pengerjaan, termasuk jaminan kinerja untuk perbaikan dengan maksimal.(*)
Laporan: Sary