Bontang. Mantan Direktur PDAM Tirta Taman Bontang Adief Mulyadi mendukung upaya PDAM untuk menaikkan tarif air yang akan mulai berjalan pada awal 2017 ini.
Dikatakan Adief, saat menghadiri pelantikan Direktur PDAM definitif Suramin, beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah pusat saat ini mencanangkan Bontang masuk dalam konsep tebosabo, yakni konsep maksimalisasi sumber air permukaan. Tebasabo ini menyasar sejumlah daerah di Kaltim. Diantaranya Tenggarong, Balikpapan, Samarind, dan Bontang.
“Maka dari itu, perbaikan internal PDAM harus dilakukan, guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Terlebih Pak Suramin berasal dari internal, sehingga paham akan hal tersebut,” ungkapnya.
Salah satu pembenahan yang dilakukan kata Adief, dengan adanya penyesuaian tarif PDAM. Dimana Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kaltim pun merekomendasikan hal tersebut.
Meski tak bisa lagi ditunda, penyesuaian tarif pun menurutnya harus dilakukan secara bertahap.
“Itu salah satu langkah jika ingin serius membenahi PDAM. Hal ini bukan hanya sekedar mengejar keuntungan, tetapi agar harga pokok dan harga jual serta biaya operasional bisa seimbang. Karena saat ini harga produksi jauh lebih tinggi dibanding harga jual,” ungkapnya.
Dilanjutkan Adief, selain optimalisasi pelayanan, penyesuaian tarif juga digunakan untuk pembayaran operasional lain, seperti halnya listrik dan pemeliharaan. Terlebih PDAM tidak bergantung pada pemerintah, terkecuali biaya pembuatan instalasi baru atau Water Treatment Plant (WTP).
“Makanya kenapa penyesuaian tarif diperlukan, apalagi harga jual air PDAM Bontang saat ini terendah di Kaltim. Sehingga berakibat harga produksi yang tak sebanding dengan harga jual,” tambahnya.
Saat ini harga pokok produksi PDAM Tirta Taman mencapai Rp 5200 per kubik, sementara harga jual hanya Rp 3200 per kubik. Dan perharinya PDAM mampu memproduksi air sebanyak 27.447 m3, dengan kapasitas distribusi mencapai 24.824 m3 .(*)
Laporan : Yuli & Faisal