Bontang. Kasus kematian anak Orangutan usia 5-7 tahun dengan nama Kaluhara 2, saat ini dalam penyelidikan Kepolisian. Rabu, (7/2) kemarin, tim reserse kriminal Kepolisian Resor Kutai Timur didukung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kaltim, serta Kapolsek setempat, ditugaskan ke Taman Nasional Kutai (TNK), sebagai lokasi pertama ditemukannya Orangutan oleh warga. Guna keperluan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta mencari barang bukti tambahan.
Olah TKP berlangsung di wilayah RT 07 Desa Teluk Pandan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur, tepatnya di sebuah danau kecil yang dihimpit perkebunan. Pada lokasu tersebutlah anak Orangutan berkelamin jantan itu, berdiam diri dalam kondisi kritis pasca mendapat ratusan tembakan peluru.
Pasca ditemukan petugas, Orangutan tersebut hanya bertahan hidup selama 14 jam setelahnya.
Manager Perlindungan Habitat Centre for Orangutan Protection (COP) Ramadhani, mengatakan kasus ini merupakan rekor terbaru yang ditemui pihaknya. Sebab 130 butir peluru senapan angin yang bersarang di tubuh primata yang dilindungi tersebut, membuatnya tak dapat diselamatkan.
“Jumlah peluru yang didapati menjadi yang terbanyak dalam sejarah konflik antara Orangutan dengan manusia, yang pernah terjadi di Indonesia,” ujar Ramadhani.
Lebih lanjut, berdasarkan data yang dihimpun COP himpun dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kaltim, kematian Kaluhara 2 ini merupakan kasus penembakan dengan senapan angin yang ke-25 terhadap Orangutan. Setelah sebelumnya tahun 2012 lalu, juga didapati kasus serupa dengan 104 peluru.
“Dan baru-baru ini juga terjadi di Kalteng, dengan 17 butir peluru,” tandasnya.
Disamping itu, COP juga meyakini ada tiga kasus lainnya yang menimpa Kaluhara 2 sebelum ditembak. Pasalnya, telapak kaki kiri yang hilang merupakan luka lama, dan ada beberapa peluru yang juga sudah bersarang lama, ditambah tembakan yang masih baru.
“Untuk yang paling terbaru ada 19 titik luka terbuka,” tuturnya.
Sementara Nasir, salah satu warga yang pertama kali menemukan Kaluhara 2 mengatakan, anak Orangutan tersebut hanya berdiam diri di atas kayu yang berada di danau kecil sekitar perkebunan. Ia pun kemudian berinisiatif memberikan buah nanas untuk memberi makan, dan segera melapor ke pemilik kebun hingga diteruskan ke pihak TNK.(*)
Laporan: Yuli | Nasrul