Bontang. Masih ingatkah anda dengan Victor Jonahis? Ia merupakan salah satu pemuda Bontang yang sukses menorehkan prestasi di tingkat nasional. Melalui ajang seni bela diri campuran, yang dikenal dengan istilah One Pride Mixed Martial Arts (MMA).
Victor Johanis petarung asal Dojo Isikawa Soetopo Bontang ini, membawa nama harum kota taman pada ajang yang digelar salah satu tv swasta nasional tersebut. Pemuda kelahiran Bontang 7 September 1991 ini sebelumnya berhasil masuk dalam partai pilihan kelas ringan, tipe petarung ground yang mengandalkan beladiri jiujitsu.
Namun sayang, belakangan berhembus kabar bahwa mantan alumni SMK Rigomasi ini mundur dari pertarungan lantaran mengalami beberapa kendala. Salah satunya tak ada dukungan dari pemerintah maupun perusahaan tempat dirinya bekerja, untuk upayanya itu.
Dijelaskan Victor, untuk mengikuti ajang bergengsi tingkat nasional ini dibutuhkan biaya dan perizinan. Selama ini ia bersama empat orang tim yang terdiri dari pelatih official dan manajer, harus merogoh dana pribadi. Bahkan ia juga tidak memiliki izin khusus dari perusahaan pertambangan tempatnya bekerja, sehingga Victor hanya bisa mengandalkan cuti yang ia miliki.
“itu kendala yang kami hadapi sebagai tim dari Bontang saat ini. Makanya kami terpaksa mundur,” ujarnya saat ditemui dikediamannya Rabu 7 Desember 2016.
Victor sempat bercerita, jika rekan tanding dari berbagai daerah lain di Indonesia mendapat perlakuan yang jauh dari yang ia rasakan. Rekannya sesama atlit dari daerah lain itu kata dia, dibiayai penuh oleh pemerintah daerah asal mereka. Bahkan diberikan beasiswa, dan disambut begitu meriah dikotanya.
“Saya nggak menuntut hal serupa kepada Bontang. Minimal pemerintah dan perusahaan tempat saya bekerja, dapat melihat ini sebagai peluang untuk membawa nama baik Bontang ditingkat nasional,” ungkapnya kemudian.
Tidak banyak yang diinginkan Victor, selain dukungan dan bantuan dari pemerintah maupun perusahaan, serta doa masyarakat Bontang. Disampaikannya, dalam hati kecilnya, ia masih ingin bertanding jika adanya perhatian dan dukungan untuk dirinya.
Sementara itu, Arso Lumadyo pelatih Victor Johanis menyayangkan pilihan mundur menjadi jalan terbaik anak didiknya itu. Ia mengatakan, melihat perjuangan yang telah dilalui Victor sejak tahapan awal, Arso sangat menyayangkan anak didiknya harus menghentikan langka prestasi di tengah jalan.
“Apalagi saat ini kesempatan dan peluang untuk maju itu masih sangat terbuka,” paparnya.
Victor Johanis mulai bergabung di Institut Jujitsu Indonesia Dojo Isikawa Soetopo Bontang sejak tahun 2005. Selama itu ia pun telah mendulang beragam prestasi, diantaranya juara 2 tinju se-Kaltim tahun 2005, juara 3 kejuaraan daerah jiujitsu tahun 2011, juara tinju Siapa Berani Bontang tahun 2012, juara 1 kejuaraan daerah jiujitsu tahun 2013 di Samarinda, hingga juara 3 kejuaraan nasional jiujitsu ponorogo tahun 2013, serta juara 1 kejuaraan nasional jiujitsu Surabaya tahun 2015.
Kemudian disusul juara 3 kejuaraan nasional Jiujitsu Bakamla Open Jakarta tahun 2015, juara 1 kejuaraan nasional jujitsu bontang tahun 2016, dan juara Wigh Fighter kelas pilihan kejuaraan Profesional One Pride MMA beberapa waktu lalu.(*)
Laporan : Yuli & Mansur