Underground, Ternyata Juga Dinikmati Di Bontang

Bontang. Underground… Mendengar kata ini, tentunya membuat banyak orang jadi berfikir tentang dunia musik hingar bingar yang asing untuk telinga awam.

Mulai dentuman distorsi yang ingin memecahkan telinga, semangat memacu adrenalin hingga para pemikiran-pemikiran idealis para penghuni bumi musik anti kemapanan ini.

Di Bontang sendiri, musik Underground bukanlah barang baru. Musik Punk, Skinhead, Metal dengan berbagai macam alirannya dari Grindcore hingga Brutal Death bahkan Hip-hop dan Pop kultur sendiri sudah merasuk dalam kalangan tertentu.

Musik underground yang identik dengan musik aliran keras, tidak lantas membuat aliran musik ini menjadi punah di kota Bontang.

Banyak kalangan menyukai dan memainkan musik cadas sejak tahun 2008. Bahkan pencinta musik underground ini, seringkali membuat pagelaran parade musik atau yang biasa dikenal dengan sebutan Gigs, seperti halnya yang pernah dilakukan para pecinta music cadas ini di Bontang di salah satu cafe.

Menariknya pada setiap gigs yang disuguhkan untuk menghibur penonton, dibarengi dengan aksi moshing, yang merupakan tarian khas menikmati musik keras dengan membenturkan tubuh satu sama lain tanpa maksud saling menyakiti.

Dari skil memainkannya, musik underground memang cukup lumayan susah karena ritmenya yang sangat cepat.

Untuk dapat lebih menguasai permainan musik, dibutuhkan latihan, dengan waktu yang tidak sebentar.

Selama ini , sebagian orang memang menganggap musik underground seperti genre metal terkesan urakan maupun brutal. Namun pada dasarnya penggemar musik cadas sama halnya dengan penggemar musik lainnya, hanya saja dalam penyampain karya, cara mereka lebih cenderung ekpresif dan keras.

Musisi Indonesia haruslah terus berkarya, tidak terkecuali bagi penikmat musik underground untuk terus menggali kreativitas, dengan cara-cara yang positif.

 

 

Laporan : Yulianti Basri

Editor : Revo Adi M