Bontang. Imlek, atau Tahun Baru Imlek, adalah salah satu perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa yang dirayakan tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Perayaan ini memiliki sejarah panjang dan tradisi yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritual.
Imlek sudah dirayakan selama lebih dari 4.000 tahun. Berdasarkan sejarah, Imlek berasal dari ritual masyarakat agraris di Tiongkok kuno yang merayakan pergantian musim dan berterima kasih kepada para dewa atas hasil panen yang melimpah. Dalam kalender lunar Tionghoa, perayaan ini menandai dimulainya tahun baru berdasarkan siklus bulan.
Legenda populer yang melatarbelakangi perayaan Imlek adalah kisah tentang makhluk mitos bernama Nian. Konon, Nian adalah monster yang muncul di akhir tahun untuk menyerang manusia dan hewan ternak. Untuk mengusir Nian, masyarakat menggunakan warna merah, suara petasan, dan lampu terang. Tradisi ini kemudian menjadi bagian integral dari perayaan Imlek.
Imlek dipenuhi dengan berbagai tradisi yang memiliki makna simbolis. Berikut beberapa tradisi khas yang dilakukan:
- Membersihkan Rumah Sebelum Imlek, rumah dibersihkan secara menyeluruh. Tradisi ini melambangkan mengusir nasib buruk dari tahun sebelumnya dan membuka jalan bagi keberuntungan di tahun yang baru.
- Dekorasi dengan Warna Merah Warna merah mendominasi perayaan Imlek. Lampion merah, kertas hias berbentuk huruf “Fu” (berarti keberuntungan), dan ornamen lainnya dipercaya membawa keberuntungan dan menjauhkan roh jahat.
- Pemberian Angpao Angpao adalah amplop merah berisi uang yang diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada anak-anak atau yang belum menikah. Pemberian angpao melambangkan harapan akan rezeki dan keberuntungan.
- Makan Bersama Keluarga Makan malam bersama keluarga pada malam Imlek adalah tradisi yang sangat penting. Hidangan seperti ikan (melambangkan kemakmuran), kue keranjang (melambangkan keharmonisan), dan jeruk mandarin (melambangkan keberuntungan) menjadi bagian dari menu wajib.
- Petasan dan Kembang Api Petasan dinyalakan untuk mengusir roh jahat dan menyambut tahun baru dengan semangat dan energi baru.
- Sembahyang dan Persembahan Beberapa keluarga Tionghoa melakukan sembahyang kepada leluhur dan dewa-dewa untuk menghormati tradisi dan memohon keberkahan di tahun yang baru.
Di Indonesia, Imlek memiliki keunikan tersendiri karena dipengaruhi oleh budaya lokal. Sejak ditetapkannya Imlek sebagai hari libur nasional pada tahun 2003, perayaan ini semakin meriah dengan berbagai acara, seperti festival barongsai, bazar Imlek, dan tradisi lokal yang terintegrasi dengan budaya Tionghoa.
Imlek bukan sekadar perayaan, tetapi juga momen untuk mempererat hubungan keluarga dan memanjatkan doa untuk masa depan yang lebih baik. Semangat kebersamaan dan harapan inilah yang membuat Imlek tetap relevan dan dirayakan dengan penuh suka cita hingga kini.
Sumber:
- “The Origins of Chinese New Year,” China Highlights. (https://www.chinahighlights.com)
- “Tradisi Tahun Baru Imlek,” Museum Tionghoa Indonesia. (https://www.museumtionghoaindonesia.org)
- “Chinese New Year History and Traditions,” National Geographic. (https://www.nationalgeographic.com)