HM Syirajuddin SH MT (Sekkot Bontang) : Pegawai Harus Kompeten di Bidangnya

Bontang. Posisi Sekretaris dalam lingkup pemerintahan daerah terhitung strategis dan “seksi”. Selain sebagai pucuk tertinggibagi seluruh pegawai negeri sipil pada suatu pemerintahan daerah, Sekretaris (Sekda/Sekkot) memiliki fungsi sebagai kuasa anggaran selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) hingga “penentu” karier dan jabatan, selaku Ketua Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) para pegawai negeri sipil di lingkungan suatu pemerintahan.

OK HM Syirajuddin1Tak terkecuali di Pemerintah Kota Bontang yang baru memiliki Sekretaris Kota (Sekkot) Definitif setelah kurang lebih 7 bulan mengalami kekosongan. Sekkot baru ini ternyata juga adalah Plt. Sekkot yang mengisi kekosongan tersebut dan dilantik pada 09 Januari 2015 oleh Walikota Bontang Adi Darma. Dialah H.M. Syirajudin, S.H., MT.

Selama 26 tahun, Syirajudin mengecap asam garam menjadi seorang pegawai negeri sipil. Pria kelahiran Samarinda, 08 Februari 1966, ini mengakui tugas dan fungsi yang diserahkan kepadanya selalu dibuat “ringan”. Saat wawancara bersama Bontang Magz di ruang kerjanya (20/01), Sekretaris Kota Bontang Definitif pengganti Asmudin Hamzah ini mengakui tugas dan fungsi tersebut dibuat “ringan” agar tidak menjadi beban yang berat.

“Tugas fungsi saya, saya rasa saya buat ringan saja, walaupun semua orang bilang tugas (Sekretaris Kota) ini berat, saya buat ringan supaya tidak menjadi beban yang berat.” ujarnya.

Syirajudin menegaskan jika beban dirinya sebagai Sekretaris Kota hanya kepada masyarakat.
“Beban saya adalah bagaimana masyarakat dapat menikmati Kota Bontang dan hasil pembangunan sesuai visi misi Walikota. Selain itu, tugas fungsi saya juga mengkoordinasikan seluruh SKPD dalam rangka melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepada saya selaku Sekretaris Kota untuk membantu dan menerjemahkan visi misi serta program prioritas kepala daerah.” paparnya.

Dalam kapasitasnya sebagai Sekretaris Kota Bontang, dalam menjalankan koordinasi bersama seluruh jajaran SKPD, Syirajudin menghendaki adanya transparansi.

“Ya, terbuka saja. Inilah yang membuat saya ringan. Kalau ditutup-tutupi, nanti jadi beban berat, kan?” ujar ayah dari tiga anak ini sambil tersenyum. Selain itu, Syirajudin menghendaki akuntabilitas (bertanggung jawab) terhadap setiap pekerjaan yang harus dipegang oleh seluruh jajaran pegawai negeri sipil.

Pada awal kariernya sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Prov kaltim, Anak kelima dari 11 bersaudara ini pernah menjadi staf dari Awang Farouk Ishak (Gubernur Kaltim saat ini) di Badan Pengendali Lingkungan Daerah (Bapedalda 1987-2001).

Setelah menyelesaikan studi Perencanaan Wilayah Kota di Universitas Gajah Mada, Syirajudin kembali ke Bapedalda Prov. Kaltim. Syirajudin kemudian hijrah dan mengembangkan karier ke Bontang pasca otonomi daerah pada Agustus 2001.