HM Syirajuddin SH MT (Sekkot Bontang) : Pegawai Harus Kompeten di Bidangnya

Bagaimana rencana Bapak dalam membina hubungan dengan Pemerintah Kab/Kota tetangga atau Pemerintah Provinsi?

Ini penting. Asas desentralisasi itu pembantuan dari Pusat ke Provinsi sampai ke Kab/Kota. Sebagai induk, kita harus menjaga atau membina hubungan ke tingkat yang lebih tinggi. Induk Kota Bontang adalah Pemerintah Provinsi Kaltim.

Kita harus pandai-pandai melihat situasi ini dan mengkoordinasikan segala kebijakan penting di tingkat Kota apabila berkaitan dengan pemerintah Provinsi, melakukan pendekatan pada hal yang positif. Salah satunya dalam hal sumber pendanaan. Bontang menjadi daerah yang mendapatkan APBD Provinsi paling kecil dibandingkan Kab/Kota lainnya di Kaltim.

Saya berrencana lakukan pendekatan demi meningkatkan bantuan-bantuan keuangan dari Provinsi. Dalam membangun kota, tidak bisa dipungkiri, yang utama adalah sumber dana. Dana yang seringkali menjadi masalah dalam menjalankan suatu kegiatan. Dua tahun lalu kita pernah defisit. Itu sekali lagi karena dana.

Jangan sampai kita disebut “nafsu besar, tenaga kurang”. Jalurnya, kan banyak, bisa lewat eksekutif, atau legislatif. Bontang, kan punya perwakilan di sana (DPRD Provinsi Kaltim-red) dari Daerah Pemilihan 5 Bontang-Kutim-Berau. Ada Ferza Agustia, Henry Pailan, dan Dody Rondonuwu.

Saya sudah bertemu dan melakukan komunikasi agar dapat membantu pendanaan pembangunan di Kota Bontang. Mereka juga harus bertanggung jawab kepada Dapilnya. Dengan Plt. Sekretaris Provinsi juga saya sudah komunikasi. Kita disuruh membuat usulan-usulan dari sekarang.

 

Bagaimana dengan hubungan kepada Pemerintah Pusat?

Kami rencanakan akan road show ke beberapa kementrian untuk menangkap peluang anggaran pada 2016. Karena dalam lima tahun terakhir, dana alokasi khusus (DAK), Bontang tidak pernah mendapatkannya. Kita sangat berkepentingan sekali dengan DAK ini terkait infrastruktur kita. Kita tahu sendiri, ada 6 Program Prioritas yang harus dituntaskan.

Program listrik dan air, Program Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pengembangannya, Sektor Lingkungan Hidup, Program 50 Juta/RT, serta Komitmen Bersama. Untuk program air bersih, kita akan coba ke Kementrian PU melalui Dirjen Pengairan.

Saya akan minta kawan-kawan di PU (Dinas Pekerjaan Umum) agar segera melakukan koordinasi bagaimana mengatasi masalah cadangan sumber air baku Bontang dengan air permukaan karena kita sudah tidak sepenuhnya bergantung pada cadangan air baku dari bawah tanah yang akan habis. Ini akan berdampak pada pelestarian lingkungan.

Kita bisa kerjasama dengan Provinsi atau Kabupaten tetangga, Kukar dan Kutim. Selain itu, kita bisa upayakan pembangunan dam pengolahan air laut menjadi air tawar. Hal-hal itu perlu sentuhan dana dari tingkat atas, APBD Provinsi atau APBN.

 

Sektor lainnya, bagaimana?

Ya, sektor perhubungan misalnya, kita akan terus membenahi perhubungan darat dan laut. Sekarang pelabuhan laut sudah beroperasi lagi. Artinya kegiatan di Loktuan, Bontang Utara, sudah meningkat. Jadi saya memberi apresiasi terhadap kinerja Dinas Perhubungan yang sudah melakukan terobosan di bidang perhubungan laut.

Dari sektor perhubungan udara, saya lihat pengguna jasa transportasi udara sudah signifikan. Lahan telah disiapkan, meskipun masih ada permasalahan. Dari 92 ribu hektar lahan, baru terselesaikan 25%. Kita jalan paralel saja sambil melobi Pusat melalui Kementrian Perhubungan. Target 2016 pembangunan sisi udara bisa terwujud.

APBD bisa membantu pembangunan darat, ditambah APBD Provinsi dan Pusat. Juga sektor kelautan. Kita tahu, luas wilayah laut kita lebih luas daripada luas daratan. Ini juga masih perlu sentuhan dan kita bisa menghubungkan dengan Kementrian Kelautan. Kita bisa kembangkan aspek wisata bahari yang bisa kita kembangkan sehingga ekonomi bisa bergerak.

Apabila sektor kelautan bisa mendapatkan sentuhan-sentuhan yang signifikan, seperti tumbuhnya restoran, hotel dan cottage, tentu akan menumbuhkan sektor ekonomi. Intinya, saat migas habis, Bontang tidak menjadi kota mati.

 

Tetapi, bagaimana Bapak bisa menjalankan dan meyakinkan Pemerintah Provinsi dan Pusat melirik Kota Bontang?

Saya akan meminta kawan-kawan di SKPD, utamanya data. Data menjadi hal yang paling fundamental. Pemerintah Pusat bisa kita yakinkan dengan data dan dokumentasi-dokumentasi yang mendukung upaya tadi sehingga Pemerintah Pusat atau Provinsi bisa melakukan peninjauan langsung ke Kota Bontang.

Ini contoh saja. Rusunawa (rumah susun sederhana sewa) ketika saya di PU, kita coba lakukan pendekatan dengan Kementrian PU Dirjen Cipta Karya, akhirnya mereka menindaklanjuti untuk melihat lokasi yang kita siapkan. Alhamdulillah, sudah terbangun. Sekali lagi, kita ke sana tidak dengan tangan kosong.

Kita harus punya amunisi. Data itu salah satu amunisinya. Juga pelayanan pada saat mereka melakukan peninjauan agar lebih yakin terhadap program kerja yang kita rencanakan dan bisa menggelontorkan dana untuk pembangunan Kota Bontang.

 

Apa harapan Bapak terhadap perkembangan Kota Bontang ke depan?

Khusus di internal Pemerintah Kota Bontang, saya mengharapkan kawan-kawan di jajaran PNS ini agar memiliki pedoman dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi. Pertama, tingkatkan ilmu pengetahuan (knowledge). Saya sudah siapkan anggaran untuk itu. Kedua, tingkatkan kemampuan (skill). Ini juga sudah kita siapkan melalui program pelatihan. Yang ketiga adalah moral (attitude). Bagaimana mau melakukan pelayanan kalau moralnya bobrok?

Saya tidak muluk-muluk. Tiga hal saja ini dulu. Kalau bisa dibenahi pelan-pelan, insyaalloh, dalam melayani masyarakat akan melakukan perubahan. Saat ini ketiganya sudah bagus, tetapi kita harus tingkatkan terus. Nah, dalam membangun kota Bontang, saya harapkan ke depan kita bicara bukan hanya di tingkat Regional saja, tetapi berbicara ke Nasional.

Kita akan benahi Kota ini sesuai mottonya “Kota Taman”. Jangan berhenti pada motto saja. Harus ada implementasi. Kita harus ada taman kota sebagai ruang publik. Kita perindah Kota ini dengan tanaman yang berwarna-warni supaya memiliki estetika kota yang menarik, indah, nyaman dilihat dan dipandang.

Kalau bersih, sehat, maka otak kita juga bersih, pikiran jernih. Ketika orang datang ke Bontang, ada cerita yang dibawa pulang, ada kesan. Ini dari sisi penataan Kota. Kita bisa memberi semacam teladan, di setiap kantor milik Pemerintah harus ada tanaman penghijauan.

Mudah-mudahan saya bisa didukung kawan-kawan SKPD. Selain itu, iklim investasi juga terus kita galakkan agar meningkatkan perekonomian, membuka lapangan usaha baru, dan menyerap tenaga kerja. Saya tidak muluk-muluk. Kita step by step saja dulu. Dari aparatur kita benahi, kita memancing investor masuk. Dengan potensi yang ada, kita harapkan Bontang bisa tumbuh menjadi kota yang nyaman.(*)