Merebahkan Tiang Ayu Menandai Berakhirnya Erau Adat Pelas Benua 2023

Tenggarong. Merebahkan Tiang Ayu, yang merupakan tahap sakral terakhir dari perhelatan Erau Adat Pelas Benua, telah menandai berakhirnya perayaan adat yang megah ini. Ritual ini diadakan di tengah ruang Stinggil Keraton Kutai Kartanegara (Kukar) dan menampilkan prosesi penting dalam kesultanan yang telah berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.

Prosesi Merebahkan Tiang Ayu berlangsung pada saat matahari mulai meninggi di ufuk timur, di pagi hari. Sebelum upacara dimulai, para pangkon laki dan pangkon bini, yang merupakan anggota kerabat kesultanan, mulai duduk berjajar di sayap kanan dan sayap kiri di ruang Stinggil.

Di tengah ruangan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21 Adji Muhammad Arifin dan anggota kerabat kesultanan berdiri menghadap ke Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu. Dewa dan Belian, figur penting dalam tradisi, duduk di sisi kanan dan kiri dari susunan Tamba Karang yang dilapisi dengan selembar kasur berwarna kuning, tempat Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu berada.

Setelah Sultan hadir di ruangan, prosesi dimulai dengan empat orang kerabat kesultanan berjajar di sisi Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu. Kemudian, Sangkoh Piatu atau Tiang Ayu digoyangkan seperti menggoyangkan batang pohon sebelum akhirnya direbahkan di atas kasur berwarna kuning.

Bupati Kukar Edi Damansyah, menyampaikan bahwa perayaan Erau Adat Pelas Benua tahun 2023 telah berjalan dengan lancar dan sukses. Ia juga menyampaikan harapannya bahwa tradisi seni budaya dari kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura akan terus dijaga dan dilestarikan dengan baik.

Edi menegaskan bahwa kesuksesan perayaan Erau Adat Pelas Benua tahun ini memberikan keyakinan bahwa acara serupa harus terus dilaksanakan dalam tahun-tahun mendatang. Ia menggarisbawahi pentingnya melakukan evaluasi program secara terus-menerus untuk memastikan bahwa acara seperti Kukar Idaman, yang terkait dengan kegiatan budaya dan festival, dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal.

“Partisipasi aktif kita semua dalam melestarikan budaya dan seni tradisional sebagai aset berharga bagi Kutai Kartanegara sangat diperlukan. Dengan semangat untuk merawat dan mempromosikan warisan budaya ini, diharapkan masyarakat akan terus mendukung upaya untuk menjaga tradisi seni dan budaya yang kaya di daerah ini,” ucapnya.

Setelah prosesi Merebahkan Tiang Ayu, seluruh kerabat kesultanan, Dewa, Belian, dan para pangkon, bersama dengan tamu undangan, memberikan selamat dan penghormatan kepada Sultan atas terlaksananya Erau. Perayaan ritual berusia ratusan tahun ini pun berakhir dengan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Erau Adat Pelas Benua, dengan segala kemegahannya, akan tetap menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi masyarakat Kukar.

Writer: Fairuzz Abady