Permintaan Rendah, Pedagang Jual Kayu Dengan Harga Kepepet

Bontang. Sepinya pembangunan dan pengerjaan proyek di Kota Bontang dalam satu tahun terakhir, ternyata berimbas pada penjualan kayu bahan bangunan. Jika pada tahun sebelumnya pedagang mampu meraup omset hingga 30 juta rupiah perhari, kini pedagang kayu maksimal hanya mendapat 5 juta rupiah. Bahkan, terkadang tidak ada pembeli dalam satu hari.

Sumanik, salah satu penjual kayu mengaku penurunan penjualan kayu terjadi sejak November 2015 lalu. Hal tersebut dinilianya sebagai dampak krisis ekonomi maupun defisit yang dialami pemerintah, yang berakibat pada menimnya proyek pembangunan.

“Menurut saya salah satu penyebabnya yaa itu mbak,”ujarnya kepada pktvbontang.com beberapa waktu lalu.

Akibat penurunan permintaan yang sangat drastis, Sumanik pun terpaksa menurunkan harga jual kayu yang ia sebut dengan ‘harga kepepet’.

Kayu ulin misalnya, dari harga tahun sebelumnya mencapai 7 juta rupiah perkubik, tahun ini hanya dijual dengan kisaran harga 5 hingga 5,5 juta rupiah. Begitupun jenis kayu meranti dan kapur yang juga mengalami penurunan harga.

“Mau nggak mau harus jual dengan harga kepepet. Karena kondisinya memang seperti ini mau diapa,” tambahnya.

Sumanik berharap, kodisi seperti ini tidak berlangsung lama. Agar bisnis yang ia jalankan sejak 18 tahun silam ini dapat kembali lancar seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Semoga saja normal lagi pembangunan di Bontang” pungkasnya. (*)

 

Laporan : Rahma & Mansur

Editor : Maya Ch